Tepuk sakinah. (Foto: Dok. Kemenag)
Lifestyle, BogorUpdate.com – Ternyata ‘Tepuk Sakinah’ yang kini viral di jagat maya dinilai membawa dampak positif dalam membangun kesadaran publik tentang kesiapan pernikahan dan nilai-nilai rumah tangga.
Dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University, Risda Rizkillah, SSi, MSi, menjelaskan bahwa dari perspektif ilmu keluarga, Tepuk Sakinah berperan sebagai strategi edukatif yang menyenangkan sekaligus interaktif.
“Bentuknya yang ringan dan mudah diingat membantu memperkuat memori. Ketika nilai-nilai inti terus diulang dan dihayati, calon pengantin atau pasangan dapat menjadikannya pegangan dan pengingat saat menghadapi konflik,” ujar Risda melansir laman IPB, Sabtu (11/10/25).
Ia menilai, viralnya Tepuk Sakinah di media sosial akhirnya memunculkan diskusi publik yang sehat mengenai kesiapan menikah, nilai-nilai rumah tangga, serta kesadaran sosial bahwa menikah bukan sekadar tradisi atau formalitas.
Menurutnya, kesadaran baru ini dapat menjadi pemicu perubahan sikap masyarakat terhadap makna pernikahan yang lebih mendalam. Namun demikian, Risda menegaskan bahwa menghafal pilar-pilar rumah tangga yang terkandung dalam Tepuk Sakinah saja tidak cukup.
“Pada dasarnya menghafal itu mudah, tetapi ketika menghadapi konflik nyata seperti tekanan ekonomi, perbedaan nilai, masalah keluarga besar, atau emosi yang tidak stabil, hafalan tidak lagi cukup. Diperlukan keterampilan komunikasi, kompromi, pengelolaan stres, keuangan, pengasuhan anak, dan dukungan sosial,” jelasnya.
Lebih lanjut, Risda menyampaikan bahwa Tepuk Sakinah berpotensi menekan angka perceraian apabila diterapkan sebagai bagian dari program pembinaan keluarga yang komprehensif.
Ia menilai adanya pembekalan nilai dan keterampilan praktis bagi calon pasangan sebelum menikah—seperti komunikasi efektif, pengelolaan keuangan, pembagian peran, serta kesiapan emosional dan sosial—penting dan utama untuk membangun keluarga.
“Setelah menikah, pasangan juga memerlukan dukungan berkelanjutan melalui pendampingan, mediasi, dan konseling bila muncul masalah. Masyarakat perlu menumbuhkan budaya saling menghargai, terbuka terhadap bantuan profesional, dan memiliki harapan realistis terhadap kehidupan pernikahan,” pungkasnya.
Risda menambahkan, apabila Bimbingan Perkawinan (Bimwin) dan Tepuk Sakinah tidak diikuti dengan materi aplikatif dan dukungan lanjutan, maka dampaknya terhadap pembentukan keluarga sakinah akan terbatas.
Karena itu, menurutnya, pendekatan edukatif seperti Tepuk Sakinah perlu menjadi pintu masuk menuju penguatan keluarga Indonesia yang berdaya dan harmonis. (**)
The post Viral Tepuk Sakinah di Jagat Maya, Akademisi IPB University Ungkap Ada Makna Edukatif appeared first on Bogor Update.